Ku langkahkan kakiku menyusuri
barisan ratu taman yang berjejeran menawarkan kesejukan pagi di sekolah ku
tercinta. Ku tatapruang berhiaskan barisan
kalimat di atas pintu kelas. Kelas XI IPS 3, ya itulah kelas baruku.kelas terpojok
di samping ruang guru. Ku percepat langkah kaki ku yang bertaburan air hujan di
pagi itu. Pelajaran pun di mulai, semangat pagi ini mebuatku mampu menyosong
waktu disekolah. Waktu bergerak dengan cepatnya. Tanpa ku sadariterdengar suara yang selalu ku rindukan saat
di sekolah…tettttt,,, bunyi itulah yang selalu ku tunggu, ya bunyi bel pulang
sekolah.
Segera ku bergegas pulang, tapi
tiba-tiba pandangan ku menjadi tertancap pada seorang pria. Pria yang
berseragam SMA sebelah SMA ku. Terdiam ku sejenak menatap ciptaan tuhan yang
begitu membuat waktu, diriku mati membeku karena nya. Tanpa ku sadari pria itu
menatap ku lalu memberikan senyum manis nya untuk ku, dan lantas pergi
mengikuti arah teman-temannya. Seketika saat itu juga aku membalas senyum nya, sambil
melambaikan tangan ku,,,,”apakah dia mengenalku”, guman ku dalam hati.
Pandangan ku mulai terhenti saat ku
tak lagi melihat sosok pria manis itu. Daun berguguran menghiasi halaman depan
sekolah ku, daun pun mulai bermain main dengan angin menghempas debu-debu
halaman sekolahku, ku lihat awan hitam berkelompok beriringan.Tak perlu
menunggu lama hujan pun turun.Langsung ku berlari berteduh ke halte samping
sekolahku. Hujan yang bercampur angin kecil menambah dinginnya hari itu. Menusuk-nusuk
tubuhku yang kurus ini.
Terlihat seorang pria memanggilku, dan
menoleh ke arah ku.
“Asri,,,kamu asrikan?”, kata pria itu sambil ku tatap terus wajah nya.
”iya, bukannya kamu cowok yang tadi ya,kamu kenal
aku kah?”, jawabku penuh rasa canggung.
”Ternyata benar kamu, masak kamu lupa sih. Aku temannya
rina, kita pernah ketemu kok pas kamu lagi sama rina”, jawabnya.
”oh iya aku inget,kalau gak salah nama kamu yusuf
kan!”, sahutku.
”ah untungnya kamu inget, kamu nunggu sapa di
sini?”, jawabnya.
”aku nunggu jemputan, tapi kayak nya gak di jemput
deh soal nya hujan”, jawab ku dengan cemberut penuh kekecewaan.
”ya udah ayo aku anterin kamu pulang, aku bawa
mantel kok, jadi kita gak akan kebasahan, gimana mau gak!”, kata dia penuh
semangat.
”aku gak mau ngeropoti kamu”, jawabku.
“udah lah santai aja”, jawab nya sambil mengajakku
naik motornya.
Waktu berlalu dengan cepat. Semenjak
kejadian itu. Aku dan dia mulai deket, kita
sering main bareng, sering ketemu, dan sering menghabiskan waktu berdua. Lambat
laun kami pun tak menjadi teman lagi tapi kami mulai berhubungan lebih dari
teman ya bisa di sebut pacaran. Hari hari ku saat itu penuh dengan warna warni
kebahagian bersama nya. Dia yang selalu membimbing ku kala ku rapuh. Menjalani
hubungan dengan dia serasa mencium bunga harum yang tak pernah habis aroma
wanginya.
Tanpa ku sadari umur ku kian
bertambah , tanggal 30 september 2009 ku berulang tahun yang ke 17. Umur 17
adalah masa remaja yang mulai mencari jati dirinya. Masa yang beranjak ke masa
dewasa. Orang tua ku pun mengadakan pesta kecil untuk ulang tahun ku, walaupun
kecil dan sederhana, yang cuma ada aku, pacarku dan kedua orang tua ku. Hal itu
tak membuat ku sedih,tapi bahagia. Angin malam pun mulai membawa butiran
kebahagian ku bersama orang orang yang selalu setia menemaniku. Bintang
berpijar menghias lukisan langit malam yang ikut menawarkan keindahanya di
malam ulang tahun ku. Kehangatan dari orang orang tercinta membuat ku lebih
bersyukur akan kehidupan ini.
Pesta ulang tahun yang sederhana
namun penuh warna kebahagian pun mulai usai. Ketika orang tua ku meninggalkan
ruang pesta, pacarku yusuf menghampirku dengan membawa sebuah kotak berbentuk kubus
yang bersampulkan kertas kado warna favoritku warna ungu. Langkah kaki nya
tertancap berdiri di depan ku. Lalu tangan lembutnya menggandeng tangan ku, seraya
lalu mengajak ku keluar rumah. Kami pun duduk di depan teras rumah ku. Tanpa
berkata apapun dia langsung memberikan kotak berbentuk kubus itu, dan menyuruh
ku membuka kado itu. Dengan perlahan ku buka. Betapa terkejutnya diriku, ternyata
isi kado itu adalah barang yang aku inginkan.Pacarku merasa senang karena aku
menyukai kado darinya. Malam di hari ulang tahun ku yang ke 17 tak kan pernah
ku lupakan sampai kapan pun. Malam yang penuh kebahagian bersama orang orang
yang ku sayangi.
Lima bulan pun berlalu. Hari cerah
dia awal bulan februari. Tapi tak secerah hatiku. Perasaan seseorang pasti akan
berubah. Berubah cepat ataupun perlahan pasti akan berubah.Hatiku yang dulu
berhiaskan cinta dari nya,kini tak lagi ku rasakan. Cinta yang membara bagai
api yang tak pernah padam, kini pun hanya menjadi abu yang yang bertaburan.
Semua ini tak terjadi begitu saja
dan kami pun juga tak menginginkanya. Beberapa bulan yang lalu, semenjak aku
dan dia jarang bertemu. Saat ku mulai merasakan banyak perbedaan dengan nya. Perbedaan
yang awalnya membuat ku dan dia menjadi mengerti satu sama lain, kini ujung
ujungnya hanya menyisahkan rasa ketidakcocokan. Dan berakhir dengan pertengkaran
Pertengkaran yang tak ada henti nya karena saling menonjolkan keegoisan. Semenjak
masalah itu muncul,aku dan dia tak lagi bertemu, meskipun sebenarnya aku dan
dia belum putus. Aku mencoba menjauh dari nya, meski dirinya selalu saja ingin
menemuiku, tapi tetap hatiku bersekukuh untuk diam dan pergi menjauhinya
sementara waktu.
Hari hari sebulan ku lalui tanpa
nya. Itu membuat ku lebih baik. Bersamaan dengan hal itu, diriku juga mulai
menemukan teman dekat cowok yang mengerti diriku. Dia Yoga. Dia seumuran dengan
ku, namun dia beda sekolah dengan ku. Dia bersekolah di SMK swasta yang lumayan
jauh dari SMA ku. Kita pun sering menghabiskan waktu berdua. Sampai suatu
ketika di malam minggu dia mengajak ku. Dia mengajak ke salah satu tempat makan
favorit nya. Beberapa menit kemudian setelah dia memesan makanan.
Dia mulai memegang tangan kanan ku
lalu seraya berkata dengan manis nya,
“Asri,kamu mau gak jadi pacarku”,katanya sambil
terus memegang tangan ku.
“kamu tu bercanda ya,,,jangan bercanda gitu
deh”,jawabku dan langsung perlahan melepaskan genggaman tangannya.
“aku gak bercanda,kamu mau kan”,jawabnya yang
kembali menarik tangan ku dan memegangnya dengan lembut.
Saat itu juga mata ku tak berhenti
menatap wajahnya. Dalam hati ku bergumam”Tuhan,apa yang harus ku jawab,,,”,Aku
pun seketika mengalihkan pembicaraan ku ke topik lain.
Kesepian akan sosok yusuf,membuatku
menerima permintaan yoga. Seminggu setelah dia menyatakan perasaan nya, aku
menerima nya. Dan hari hari waktu itu hanya ada yoga dan yoga, tak terlintas satu pun tentang yusuf.
Sudah satu bulan aku tak bertemu
yusuf pacarku. Walaupun sebenarnya aku telah menduakannya. Tak bertemu dengan dia
tak menjadikan ku sedih karena merindukan sosok nya. Tapi 1 bulan tanpa nya
membuat ku semakin yakin akan keraguan padanya. Keraguan yang berakhir pada
suatu perpisahan dengan nya.
Renungan ku terhenti sejenak kala
ku mendengar suara salam yang lirih namun santun. Ku buka pintu rumahku, ternyata
tamu yang datang malam itu adalah yusuf. Udara ruang tamu ku pun berubah bercampur
aroma wangi khas dari nya.
Kami terdiam sejenak saling
menatap. Raut wajahnya menunjukan kalau saat itu dia begitu merindukan ku,dan
ingin meminta maaf padaku. Perlahan dia mulai meminta maaf sambil memegang
tanganku. Dia berjanji tak kan buatku sedih dan kecewa lagi. Dia bilang selama
dia berpisah 1 bulan dengan ku, dia selalu di bayangi rasa penyesalan, dia
menyadari bahwa perhatian tak cukup tanpa adanya pengertian dari dirinya.
Ku lepaskan tanganku dari nya, seraya
ku berkata dan menatap nya,
“yusuf,kamu terlambat,,, kamu terlambat untuk bilang
semua ini ke aku,, yusuf sekarang perasaan ku ke kamu tak lagi seperti dulu,maafkan
aku kita harus mengakhiri hubungan ini. Mungkin ini yang terbaik. Aku dan kamu
jauh berbeda, kita tak bisa bersama, jika lah kita bersama kita akan selalu
bertengkar dan hanya membuat kita terluka. Maafkan aku, mengertilah”, jawabku
lalu menunduk dan mulai memegang tangan nya.
“Jadi maksud kamu kita putus, terbaik katamu,kamu
buat ku kecewa asri. Baiklah mungkin kamu telah temukan cowok yang lebih dari
aku, iya kan, secepat itukah kau melupakan ku”, jawab nya dengan nada marah
sambil melepas kan gengaman tanganku, dan langsung pergi dari rumah ku tanpa
kata pamit padaku ataupun pada orangtua ku.
Malam yang dia harapkan menjadi
malam saksi ketulusan cintanya padaku kini telah jadi malam haru biru hatinya
karena ulah diriku yang telah menyakiti nya. Dia yang begitu tulus mencintaiku
apa adanya,yang selalu membimbingku di kala aku perlu bimbingan nya. Kini telah
ku tinggalkan demi seorang cowok bernama yoga.
Entah kenapa semenjak kejadian
malam itu, aku tak lagi melihat batang hidung nya yusuf mantanku. Ku mencoba
menghubunginya tapi hasilnya tetap nihil.
Hari-hari ku kini di hiasi oleh
warni warni cinta dari yoga, dia adalah cowok idamanku. Enam bulan telah ku
lalui bersamanya. Dan saat itu ku mulai tau sifat asli dari yoga. Dia yang ku
kagumi, yang ku rasa cocok sama diriku. Ternyata dia mengkhianatiku. Seminggu
sebelum aku dan dia putus dia menjauhi ku tanpa sebab. Sosok nya yang dulu
menyayangiku mulai mejauhi ku. Dan dari yang ku dengar dia menjauhi ku karena
sudah punya cewek baru.
Awan cerah di hatiku perlahan menjadi
beku dan mengering lalu menghitam menimbulkan hujan di hatiku ini. Begitu
sakitnya hatiku. Tak ku sadari air mataku membasahi pipi ku. Ku hapus tetesan
kesedihan ku ini. Dan ku mulai membuang semua kesedihan ini bersama ku buang
nya semua tentang yoga. Semua hal tentang yoga dan yusuf telah ku buang jauh
jauh dari hidupku.
Tanggal 30 september 2010, aku
berulang tahun ke 18. Di ulang tahun kali ini terasa beda dengan ulang tahunku
sebelumnya. Aku hanya di beri ucapan dari teman, kerabat dan keluarga. Apalagi
di ulang tahun ku ini aku tak punya pacar. hah…menyedihkan.
Dering nya handphone mengagetkan
ku. Aku buka lalu ku baca, ternyata ada sms dari nomer yang tak ku kenal dan
sms itu dari yusuf. ”Kamu datang ya di café yang biasanya,sendiri aja, penting”
itulah isi sms dari yusuf. Tanpa basa basi lagi ku bergegas ke café itu.
Tak berapa lama ku sampai di cafe
itu, café yang biasanya dulu jadi tempat nongkrong favorit aku dan dia. Ku cari
sosok nya. Di sudut kiri samping tembok warna putih. Ku lihat yusuf duduk dengan
santainya. Kami pun saling mengobrol tanpa ada rasa canggung. Di tengah pembicaraan,
dia mengucapkan selamat ulang tahun ke aku, lalu memberi ku kotak yang bungkus
nya sama saat dia memberi kado di saat ulang tahun yang ke 17. Dia
berterimakasih karena aku telah mau datang,dan mau menerima hadiah dari nya.
Kami pun langsung pulang,karena dia
terburu buru ada acara lain. Karena pertemuan itu,hatiku mulai tak menentu. Dia
masih perhatian ke aku meski aku dulu telah menyakitinya. Dia tetap menjadi
yusuf yang aku kenal yang penuh kasih sayang perhatian ke aku meski kini kami
hanyalah teman.
Bulan agustus 2011 aku mulai kuliah
di salah satu universitas negeri di luar kotaku. Hari-hari ku lewati tanpa adanya
orang tuaku yang menemani. Tanpa adanya seorang pacar yang mengerti diriku.
Kesepian melanda hatiku yang haus kasih sayang dari sang pujaan hati.
Di kesunyian malam ku dengarkan
lagu kenangan ku bersama yusuf. Bersamamu vierra menjadi lagu kenangan ku
bersamanya. Tanpa ku sadari, air mata membasahi pipiku. Teringat akan semua kenangan
dengan nya. Aku akui sekarang dari semua mantanku hanya dia yang tak bisa ku
lupakan. Dia bukanlah pacar pertamaku, tapi dia adalah cinta pertamaku yang
membuat ku mengerti akan cinta yang sesungguhnya, cinta yang tulus dari nya
yang tak pernah ku rasakan dengan
mantan-mantanku yang lain.
Sudah hampir 2 tahun aku dan dia
tak pernah bertemu. Hatiku mulai terpuruk karena rindu dengannya. Apalagi aku
dengar dia telah punya cewek baru. Walau sekarang tak pernah bertemu, tapi dia
sering telepon ataupun sms aku. Dia sering cerita tentang pacarnya. Kini aku
hanyalah di anggap adik bagi nya, adik yang ingin selalu dekat dengan
kakaknya,yusuf.
Meski ku mencoba menepis segala
kecemburan ku,menepis segala rasa sedih
ku karena rasa sayang ku ke yusuf yang tak pernah berhenti hingga saat ini. Tapi
ku tak bisa menyembunyikan semua ini darinya. Dia pun mulai mengetahui semua
perasaan hatiku.
Perasaan yang menyesal karena dulu
telah menyiayiakan perasaan yusuf yang sudah benar benar tulus mencintaiku apa
adanya, mencintai dengan sepenuh hati, tanpa melihat bunga lain di sekeliling
nya.
Aku pun mulai mengungkap kan semua
isi hatiku padanya karena dia sudah terlanjur mengetahuinya lebih dulu. Lewat
telepon ku katakan ”yusuf maafkan aku, aku menyesal telah menyakitimu di masa
lalu, aku telah menduakanmu, kini aku sadar dari semua mantan mantanku hanya
kamu lah yang benar benar tulus mencintaiku, dan saat ini hatiku masih
menyayangimu, tapi aku juga gak ingin menghacurkan hubunganmu dengan cewekmu”, kataku
dengan pelan berhiaskan air mata yang mulai membasahi pipiku.
Dia lalu menasehatiku dan berkata “aku
dulu benar benar menyayangimu,aku setia padamu,tapi kau malah menghianatiku, saat
kau putuskan ku karena cowok itu,hatiku sakit as,,waktu itu aku juga tak mampu
melupakan mu, tapi hal itu telah berakhir setelah ku mengenal pacarku yang
sekarang. Aku sama dia telah cocok satu sama lain, dan aku tak kan mengkhianati
dia. Dia begitu menyayangiku, dan aku juga sebaliknya. Aku juga menyayangimu
asri tapi hanya sebatas sayang ke adik dan yakinlah kamu akan menemukan pria
yang menyayangimu tulus, aku telah memaafkan mu”
Dengan seketika air mata ku
terhenti ”makasih , dan aku juga gak ingin kembali padamu tapi aku hanya ingin
mengungkapkan rasa di hatiku ini, karena semua ini membuat ku sakit.
Saat itu juga hatiku menjadi lebih
tenang, walau sebenarnya aku selalu cemburu karena hubungan yusuf dengan
pacarnya. Tapi kini ku mengerti bahwa jangan sekali kali mengkhinati seseorang
yang telah tulus menyayangi kita.
Bagaimana ku harus melupakan semua
tentang dirinya di masa lalu, kalau kenangan itu selalu tertancap di hatiku . Dan
bagaimana mungkin aku bisa memasukan hati yanglain kalau di setiap ruang hatiku sudah terisi penuh akan cintamu. Meski
di hatimu hanya ada celah kecil buat ku tempati, tapi semua itu tak buat ku
kecewa. Asal kau tetap selalu ada walau ragamu selalu bersamanya, tapi ijinkan
ku selalu di dekatmu.
Jika waktu bisa di putar aku akan
memperbaiki semua kesalahanku kepada nya di masa lalu. Cinta yang tulus darinya
di masa lalu kini hanya tinggal kenangan yang tak mungkin bisa lagi ku rasakan.
Aku mencoba menemukan cowok yang seperti dia,cowok yang sifat nya seperti dia, tapi
hingga kini tak satu pun yang seperti dia.
Meski banyak pria yang dekat denganku
dan menyatakan cintanya kepadaku. Tapi entah kenapa aku tak yakin akan
ketulusan mereka. Ketulusan mencintai aku apa adanya dan tak memandang sisi
baik ataupun buruk diriku. Tak kutemui sifat yang seperti yusuf. Yang ku
rasakan kini hanya menyesal menyesal dan menyesal karena telah meninggalkan
seseorang yang mencintai aku tulus. Kini di hatiku tak ada pria yang aku
cintai, selain yusuf.
Penyesalan pasti selalu datang di
akhir. Tak mungkin di awal. Sekarang ku berjanji pada diriku sendiri. Jika ku telah
temukan pujaan hati lagi yang sifatnya seperti dia aku tak akan menjaga cinta
nya yang telah di berikan kepadaku. Dan aku akan tulus mencintai dia sepenuh
hati.Berharap aku tak akan mengulangi kesalahan ku itu lagi.