Senin, 14 Januari 2013

Puisi


Siapa kah dirimu
Angin tak membawakan harapan bahagia kepadamu
Angin juga tak membawakan kesedihan kepadamu
Angin terus berhembus
Berhembus meninggalkan kisah yang selalu kau impikan
Kau impikan,,,ya kau impikan
Sebuah impian yang bahkan kau tak tahu impian itu
Impian Bunga
Impian bunga yang tak ingin di lihat
Meski meminta atau berharap
Meski mencoba atau melakukan
Bunga hanya sekedar impian semu
Siapakah dirimuu,,,
Hanya Bunga Impian yang tak perlu dilihat
Abaikan,,,Abaikan…dan Abaikan

Sabtu, 22 Desember 2012

Puisi


3  JAM

3  Jam  Mulai Perlahan  Menghinggapi
3  Jam Mengetuk  Kaca Jendela
Yang  kusam tertutup debu debu berterbangan
3 Jam membawakan tetesan tetesan embun pagi
Membasahi Setiap Kaca Jendela  
3 Jam Menaburkan bunga musim semi di kaca jendela
Tapi 3 jam kini telah menghilang
Menghilang membawa serpihan kaca jendela
Akankah 3 jam hanya akan hadir sebagai salju di musim semi
Ataukah 3 jam hanya akan hadir lagi sebagai bunga di musim semi
Hai…3 Jam apakah kau tersesat
Apakah kau tak menemukan ku
Ataukah kau yang tak mungkin menemukan ku
Kaca Jendela ini akan selalu menunggu 3 jam





Jumat, 21 Desember 2012

Penyesalanku

Ku langkahkan kakiku menyusuri barisan ratu taman yang berjejeran menawarkan kesejukan pagi di sekolah ku tercinta. Ku tatap  ruang berhiaskan barisan kalimat di atas pintu kelas. Kelas XI IPS 3, ya itulah kelas baruku.kelas terpojok di samping ruang guru. Ku percepat langkah kaki ku yang bertaburan air hujan di pagi itu. Pelajaran pun di mulai, semangat pagi ini mebuatku mampu menyosong waktu disekolah. Waktu bergerak dengan cepatnya. Tanpa ku sadari  terdengar suara yang selalu ku rindukan saat di sekolah…tettttt,,, bunyi itulah yang selalu ku tunggu, ya bunyi bel pulang sekolah.
Segera ku bergegas pulang, tapi tiba-tiba pandangan ku menjadi tertancap pada seorang pria. Pria yang berseragam SMA sebelah SMA ku. Terdiam ku sejenak menatap ciptaan tuhan yang begitu membuat waktu, diriku mati membeku karena nya. Tanpa ku sadari pria itu menatap ku lalu memberikan senyum manis nya untuk ku, dan lantas pergi mengikuti arah teman-temannya. Seketika saat itu juga aku membalas senyum nya, sambil melambaikan tangan ku,,,,”apakah dia mengenalku”, guman ku dalam hati.
Pandangan ku mulai terhenti saat ku tak lagi melihat sosok pria manis itu. Daun berguguran menghiasi halaman depan sekolah ku, daun pun mulai bermain main dengan angin menghempas debu-debu halaman sekolahku, ku lihat awan hitam berkelompok beriringan.Tak perlu menunggu lama hujan pun turun.Langsung ku berlari berteduh ke halte samping sekolahku. Hujan yang bercampur angin kecil menambah dinginnya hari itu. Menusuk-nusuk tubuhku yang kurus ini.
Terlihat seorang pria memanggilku, dan menoleh ke arah ku.
“Asri,,,kamu asri  kan?”, kata pria itu sambil ku tatap terus wajah nya.
”iya, bukannya kamu cowok yang tadi ya,kamu kenal aku kah?”,  jawabku  penuh rasa canggung.
”Ternyata benar kamu, masak kamu lupa sih. Aku temannya rina, kita pernah ketemu kok pas kamu lagi sama rina”, jawabnya.
”oh iya aku inget,kalau gak salah nama kamu yusuf kan!”, sahutku.
”ah untungnya kamu inget, kamu nunggu sapa di sini?”,  jawabnya.
”aku nunggu jemputan, tapi kayak nya gak di jemput deh soal nya hujan”, jawab ku dengan cemberut penuh kekecewaan.
”ya udah ayo aku anterin kamu pulang, aku bawa mantel kok, jadi kita gak akan kebasahan, gimana mau gak!”, kata dia penuh semangat.
”aku gak mau ngeropoti kamu”, jawabku.
“udah lah santai aja”, jawab nya sambil mengajakku naik motornya.
Waktu berlalu dengan cepat. Semenjak kejadian itu. Aku dan dia mulai deket,  kita sering main bareng, sering ketemu, dan sering menghabiskan waktu berdua. Lambat laun kami pun tak menjadi teman lagi tapi kami mulai berhubungan lebih dari teman ya bisa di sebut pacaran. Hari hari ku saat itu penuh dengan warna warni kebahagian bersama nya. Dia yang selalu membimbing ku kala ku rapuh. Menjalani hubungan dengan dia serasa mencium bunga harum yang tak pernah habis aroma wanginya.
Tanpa ku sadari umur ku kian bertambah , tanggal 30 september 2009 ku berulang tahun yang ke 17. Umur 17 adalah masa remaja yang mulai mencari jati dirinya. Masa yang beranjak ke masa dewasa. Orang tua ku pun mengadakan pesta kecil untuk ulang tahun ku, walaupun kecil dan sederhana, yang cuma ada aku, pacarku dan kedua orang tua ku. Hal itu tak membuat ku sedih,tapi bahagia. Angin malam pun mulai membawa butiran kebahagian ku bersama orang orang yang selalu setia menemaniku. Bintang berpijar menghias lukisan langit malam yang ikut menawarkan keindahanya di malam ulang tahun ku. Kehangatan dari orang orang tercinta membuat ku lebih bersyukur akan kehidupan ini.
Pesta ulang tahun yang sederhana namun penuh warna kebahagian pun mulai usai. Ketika orang tua ku meninggalkan ruang pesta, pacarku yusuf menghampirku dengan membawa sebuah kotak berbentuk kubus yang bersampulkan kertas kado warna favoritku warna ungu. Langkah kaki nya tertancap berdiri di depan ku. Lalu tangan lembutnya menggandeng tangan ku, seraya lalu mengajak ku keluar rumah. Kami pun duduk di depan teras rumah ku. Tanpa berkata apapun dia langsung memberikan kotak berbentuk kubus itu, dan menyuruh ku membuka kado itu. Dengan perlahan ku buka. Betapa terkejutnya diriku, ternyata isi kado itu adalah barang yang aku inginkan.Pacarku merasa senang karena aku menyukai kado darinya. Malam di hari ulang tahun ku yang ke 17 tak kan pernah ku lupakan sampai kapan pun. Malam yang penuh kebahagian bersama orang orang yang ku sayangi.
Lima bulan pun berlalu. Hari cerah dia awal bulan februari. Tapi tak secerah hatiku. Perasaan seseorang pasti akan berubah. Berubah cepat ataupun perlahan pasti akan berubah.Hatiku yang dulu berhiaskan cinta dari nya,kini tak lagi ku rasakan. Cinta yang membara bagai api yang tak pernah padam, kini pun hanya menjadi abu yang yang bertaburan.
Semua ini tak terjadi begitu saja dan kami pun juga tak menginginkanya. Beberapa bulan yang lalu, semenjak aku dan dia jarang bertemu. Saat ku mulai merasakan banyak perbedaan dengan nya. Perbedaan yang awalnya membuat ku dan dia menjadi mengerti satu sama lain, kini ujung ujungnya hanya menyisahkan rasa ketidakcocokan. Dan berakhir dengan pertengkaran Pertengkaran yang tak ada henti nya karena saling menonjolkan keegoisan. Semenjak masalah itu muncul,aku dan dia tak lagi bertemu, meskipun sebenarnya aku dan dia belum putus. Aku mencoba menjauh dari nya, meski dirinya selalu saja ingin menemuiku, tapi tetap hatiku bersekukuh untuk diam dan pergi menjauhinya sementara waktu.
Hari hari sebulan ku lalui tanpa nya. Itu membuat ku lebih baik. Bersamaan dengan hal itu, diriku juga mulai menemukan teman dekat cowok yang mengerti diriku. Dia Yoga. Dia seumuran dengan ku, namun dia beda sekolah dengan ku. Dia bersekolah di SMK swasta yang lumayan jauh dari SMA ku. Kita pun sering menghabiskan waktu berdua. Sampai suatu ketika di malam minggu dia mengajak ku. Dia mengajak ke salah satu tempat makan favorit nya. Beberapa menit kemudian setelah dia memesan makanan.
Dia mulai memegang tangan kanan ku lalu seraya berkata dengan manis nya,
“Asri,kamu mau gak jadi pacarku”,katanya sambil terus memegang tangan ku.
“kamu tu bercanda ya,,,jangan bercanda gitu deh”,jawabku dan langsung perlahan melepaskan genggaman tangannya.
“aku gak bercanda,kamu mau kan”,jawabnya yang kembali menarik tangan ku dan memegangnya dengan lembut.
Saat itu juga mata ku tak berhenti menatap wajahnya. Dalam hati ku bergumam”Tuhan,apa yang harus ku jawab,,,”,Aku pun seketika mengalihkan pembicaraan ku ke topik lain.
Kesepian akan sosok yusuf,membuatku menerima permintaan yoga. Seminggu setelah dia menyatakan perasaan nya, aku menerima nya. Dan hari hari waktu itu hanya ada yoga dan yoga,  tak terlintas satu pun tentang yusuf.
Sudah satu bulan aku tak bertemu yusuf pacarku. Walaupun sebenarnya aku telah menduakannya. Tak bertemu dengan dia tak menjadikan ku sedih karena merindukan sosok nya. Tapi 1 bulan tanpa nya membuat ku semakin yakin akan keraguan padanya. Keraguan yang berakhir pada suatu perpisahan dengan nya.
Renungan ku terhenti sejenak kala ku mendengar suara salam yang lirih namun santun. Ku buka pintu rumahku, ternyata tamu yang datang malam itu adalah yusuf. Udara ruang tamu ku pun berubah bercampur aroma wangi khas dari nya.
Kami terdiam sejenak saling menatap. Raut wajahnya menunjukan kalau saat itu dia begitu merindukan ku,dan ingin meminta maaf padaku. Perlahan dia mulai meminta maaf sambil memegang tanganku. Dia berjanji tak kan buatku sedih dan kecewa lagi. Dia bilang selama dia berpisah 1 bulan dengan ku, dia selalu di bayangi rasa penyesalan, dia menyadari bahwa perhatian tak cukup tanpa adanya pengertian dari dirinya.
Ku lepaskan tanganku dari nya, seraya ku berkata dan menatap nya,
“yusuf,kamu terlambat,,, kamu terlambat untuk bilang semua ini ke aku,, yusuf sekarang perasaan ku ke kamu tak lagi seperti dulu,maafkan aku kita harus mengakhiri hubungan ini. Mungkin ini yang terbaik. Aku dan kamu jauh berbeda, kita tak bisa bersama, jika lah kita bersama kita akan selalu bertengkar dan hanya membuat kita terluka. Maafkan aku, mengertilah”, jawabku lalu menunduk dan mulai memegang tangan nya.
“Jadi maksud kamu kita putus, terbaik katamu,kamu buat ku kecewa asri. Baiklah mungkin kamu telah temukan cowok yang lebih dari aku, iya kan, secepat itukah kau melupakan ku”, jawab nya dengan nada marah sambil melepas kan gengaman tanganku, dan langsung pergi dari rumah ku tanpa kata pamit padaku ataupun pada orangtua ku.
Malam yang dia harapkan menjadi malam saksi ketulusan cintanya padaku kini telah jadi malam haru biru hatinya karena ulah diriku yang telah menyakiti nya. Dia yang begitu tulus mencintaiku apa adanya,yang selalu membimbingku di kala aku perlu bimbingan nya. Kini telah ku tinggalkan demi seorang cowok bernama yoga.
Entah kenapa semenjak kejadian malam itu, aku tak lagi melihat batang hidung nya yusuf mantanku. Ku mencoba menghubunginya tapi hasilnya tetap nihil.
Hari-hari ku kini di hiasi oleh warni warni cinta dari yoga, dia adalah cowok idamanku. Enam bulan telah ku lalui bersamanya. Dan saat itu ku mulai tau sifat asli dari yoga. Dia yang ku kagumi, yang ku rasa cocok sama diriku. Ternyata dia mengkhianatiku. Seminggu sebelum aku dan dia putus dia menjauhi ku tanpa sebab. Sosok nya yang dulu menyayangiku mulai mejauhi ku. Dan dari yang ku dengar dia menjauhi ku karena sudah punya cewek baru.
Awan cerah di hatiku perlahan menjadi beku dan mengering lalu menghitam menimbulkan hujan di hatiku ini. Begitu sakitnya hatiku. Tak ku sadari air mataku membasahi pipi ku. Ku hapus tetesan kesedihan ku ini. Dan ku mulai membuang semua kesedihan ini bersama ku buang nya semua tentang yoga. Semua hal tentang yoga dan yusuf telah ku buang jauh jauh dari hidupku.
Tanggal 30 september 2010, aku berulang tahun ke 18. Di ulang tahun kali ini terasa beda dengan ulang tahunku sebelumnya. Aku hanya di beri ucapan dari teman, kerabat dan keluarga. Apalagi di ulang tahun ku ini aku tak punya pacar. hah…menyedihkan.
Dering nya handphone mengagetkan ku. Aku buka lalu ku baca, ternyata ada sms dari nomer yang tak ku kenal dan sms itu dari yusuf. ”Kamu datang ya di café yang biasanya,sendiri aja, penting”  itulah isi sms dari yusuf.  Tanpa basa basi lagi ku bergegas ke café itu.
Tak berapa lama ku sampai di cafe itu, café yang biasanya dulu jadi tempat nongkrong favorit aku dan dia. Ku cari sosok nya. Di sudut kiri samping tembok warna putih. Ku lihat yusuf duduk dengan santainya. Kami pun saling mengobrol tanpa ada rasa canggung. Di tengah pembicaraan, dia mengucapkan selamat ulang tahun ke aku, lalu memberi ku kotak yang bungkus nya sama saat dia memberi kado di saat ulang tahun yang ke 17. Dia berterimakasih karena aku telah mau datang,dan mau menerima hadiah dari nya.
Kami pun langsung pulang,karena dia terburu buru ada acara lain. Karena pertemuan itu,hatiku mulai tak menentu. Dia masih perhatian ke aku meski aku dulu telah menyakitinya. Dia tetap menjadi yusuf yang aku kenal yang penuh kasih sayang perhatian ke aku meski kini kami hanyalah teman.
Bulan agustus 2011 aku mulai kuliah di salah satu universitas negeri di luar kotaku. Hari-hari ku lewati tanpa adanya orang tuaku yang menemani. Tanpa adanya seorang pacar yang mengerti diriku. Kesepian melanda hatiku yang haus kasih sayang dari sang pujaan hati.
Di kesunyian malam ku dengarkan lagu kenangan ku bersama yusuf. Bersamamu vierra menjadi lagu kenangan ku bersamanya. Tanpa ku sadari, air mata membasahi pipiku. Teringat akan semua kenangan dengan nya. Aku akui sekarang dari semua mantanku hanya dia yang tak bisa ku lupakan. Dia bukanlah pacar pertamaku, tapi dia adalah cinta pertamaku yang membuat ku mengerti akan cinta yang sesungguhnya, cinta yang tulus dari nya yang tak pernah ku rasakan  dengan mantan-mantanku yang lain.
Sudah hampir 2 tahun aku dan dia tak pernah bertemu. Hatiku mulai terpuruk karena rindu dengannya. Apalagi aku dengar dia telah punya cewek baru. Walau sekarang tak pernah bertemu, tapi dia sering telepon ataupun sms aku. Dia sering cerita tentang pacarnya. Kini aku hanyalah di anggap adik bagi nya, adik yang ingin selalu dekat dengan kakaknya,yusuf.
Meski ku mencoba menepis segala kecemburan ku,  menepis segala rasa sedih ku karena rasa sayang ku ke yusuf yang tak pernah berhenti hingga saat ini. Tapi ku tak bisa menyembunyikan semua ini darinya. Dia pun mulai mengetahui semua perasaan hatiku.
Perasaan yang menyesal karena dulu telah menyiayiakan perasaan yusuf yang sudah benar benar tulus mencintaiku apa adanya, mencintai dengan sepenuh hati, tanpa melihat bunga lain di sekeliling nya.
Aku pun mulai mengungkap kan semua isi hatiku padanya karena dia sudah terlanjur mengetahuinya lebih dulu. Lewat telepon ku katakan ”yusuf maafkan aku, aku menyesal telah menyakitimu di masa lalu, aku telah menduakanmu, kini aku sadar dari semua mantan mantanku hanya kamu lah yang benar benar tulus mencintaiku, dan saat ini hatiku masih menyayangimu, tapi aku juga gak ingin menghacurkan hubunganmu dengan cewekmu”, kataku dengan pelan berhiaskan air mata yang mulai membasahi pipiku.
Dia lalu menasehatiku dan berkata “aku dulu benar benar menyayangimu,aku setia padamu,tapi kau malah menghianatiku, saat kau putuskan ku karena cowok itu,hatiku sakit as,,waktu itu aku juga tak mampu melupakan mu, tapi hal itu telah berakhir setelah ku mengenal pacarku yang sekarang. Aku sama dia telah cocok satu sama lain, dan aku tak kan mengkhianati dia. Dia begitu menyayangiku, dan aku juga sebaliknya. Aku juga menyayangimu asri tapi hanya sebatas sayang ke adik dan yakinlah kamu akan menemukan pria yang menyayangimu tulus, aku telah memaafkan mu”
Dengan seketika air mata ku terhenti ”makasih , dan aku juga gak ingin kembali padamu tapi aku hanya ingin mengungkapkan rasa di hatiku ini, karena semua ini membuat ku sakit.
Saat itu juga hatiku menjadi lebih tenang, walau sebenarnya aku selalu cemburu karena hubungan yusuf dengan pacarnya. Tapi kini ku mengerti bahwa jangan sekali kali mengkhinati seseorang yang telah tulus menyayangi kita.
Bagaimana ku harus melupakan semua tentang dirinya di masa lalu, kalau kenangan itu selalu tertancap di hatiku . Dan bagaimana mungkin aku bisa memasukan hati yang  lain kalau di setiap ruang hatiku sudah terisi penuh akan cintamu. Meski di hatimu hanya ada celah kecil buat ku tempati, tapi semua itu tak buat ku kecewa. Asal kau tetap selalu ada walau ragamu selalu bersamanya, tapi ijinkan ku selalu di dekatmu.
Jika waktu bisa di putar aku akan memperbaiki semua kesalahanku kepada nya di masa lalu. Cinta yang tulus darinya di masa lalu kini hanya tinggal kenangan yang tak mungkin bisa lagi ku rasakan. Aku mencoba menemukan cowok yang seperti dia,cowok yang sifat nya seperti dia, tapi hingga kini tak satu pun yang seperti dia.
Meski banyak pria yang dekat denganku dan menyatakan cintanya kepadaku. Tapi entah kenapa aku tak yakin akan ketulusan mereka. Ketulusan mencintai aku apa adanya dan tak memandang sisi baik ataupun buruk diriku. Tak kutemui sifat yang seperti yusuf. Yang ku rasakan kini hanya menyesal menyesal dan menyesal karena telah meninggalkan seseorang yang mencintai aku tulus. Kini di hatiku tak ada pria yang aku cintai, selain yusuf.
Penyesalan pasti selalu datang di akhir. Tak mungkin di awal. Sekarang ku berjanji pada diriku sendiri. Jika ku telah temukan pujaan hati lagi yang sifatnya seperti dia aku tak akan menjaga cinta nya yang telah di berikan kepadaku. Dan aku akan tulus mencintai dia sepenuh hati.Berharap aku tak akan mengulangi kesalahan ku itu lagi.